Kamis, 25 Agustus 2011

Merokok lebih bodoh dari Col*

saya yakin sebetulnya ini hal yg penting,
tapi mungkin belum ada yg berani mengungkapkannya.
biarlah orang gila ini saja yg mengangkatnya ke permukaan.
hahaha...

maaf kalau nanti (dan mungkin judulnya juga) bahasanya kasar,
karena sejujurnya saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menggunakan bahasa yg sopan.
tapi apa daya,
ketika saya gunakan bahasa yg sopan,
maknanya jadi berubah dan ga matching dengan konteksnya.

ibarat melarang cewe jadi pelacur.
bagusnya pake bahasa, "jangan jadi pelacur!" kesannya mantap dan jelas.
coba pake bahasa, "jangan jadi pekerja seks komersial! atau, Jangan jadi pramunikmat!"
bahasanya terlalu halus dan keren, larangannya kalah dengan kesan kerennya nama lain dari pelacur.

okey, saya berniat menulis ini berawal dari perjalanan mudik saya kemarin.
ketika sedanng menunggu di depan stasiun, dalam keadaan capek lagi puasa,
rame banget, sumuk,
eh ....
kanan kiri depan belakang,
brang breng... pada nyepur alias merokok seenak bokong.

(saya peringatkan, tulisan ini akan banyak menghina para perokok,
jadi kalau tidak kuat mental, silakan lambaikan tangan,
dan klik tombol X warna merah di pojok kanan atas layar anda)

sebetulnya apa c keuntungannya merokok?

biar keren?

oke lah, saya akui memang cowo2 yg merokok itu terkesan keren.
banyak cowo juga bilang kalau cowo yg merokok itu kesannya keren.
sekali lagi, itu kata para cowo ya, termasuk saya.

tapi lain halnya di mata para wanita dan anak-anak.
lebih banyak wanita yg tidak suka prianya merokok.
coba deh bagi anda yg sudah punya istri,
biarkan mertua anda bertanya kepada istri anda.
apakah dia senang menikah dengan perilaku merokok anda?

anda yg sudah punya pacar,
biarkan teman dekatnya bertanya kepada pacar anda,
apakah dia senang berpacaran dengan perilaku merokok anda?

anda yg sedang punya bayi,
lihatlah ketika dia sedang menyusu kepada ibunya,
lihat wajahnya,
perhatikan dan coba tebak apa yg ada di benak bayi anda,
sadarkah jika dia sebetulnya ingin berteriak
"mah! kok susunya bau rokok!!!"
sayang mereka belum bisa bicara, hanya bisa menangis saja.

mereka yg menyayangi Anda,
sebetulnya sayang kepada Anda,
tapi tidak kepada perilaku merokok anda.

sebab, tak ada keuntungannya sama sekali bagi mereka
dengan Anda merokok.

mereka tak bisa melihat anda menjadi lebih keren dengan merokok.
yg bisa melihat hanya para pria dan anda sendiri.
artinya,
ketika anda merokok, sebetulnya anda sedang mencari perhatian kepada para lelaki.
lelaki mana yg suka mencari perhatian kepada lelaki,
kecuali lelaki maho?

biar tenang?

nikotin dapat menghambat informasi rangsang syaraf
sehingga menurunkan aktivitas refleks tubuh
jadi, sebetulnya mereka menjadi tenang
bukan karena masalah terselesaikan,
tapi karena otak mereka menjadi lemot.

kalau mau tenang,
kata pak ustadz lebih baik solat. solat itu penyembuh bagi hati yg gundah.
kata mario teguh, kembalilah kepada keluarga. keluarga itu taman surga di dunia.

kalau mau yg lebih bejad,
seperti saya,
mendingan col* (disingkat col)

secara efek,
merokok dan col sama-sama menimbulkan efek tenang.
bedanya,
tenangnya merokok disebabkan otak kita jadi lemot.
tapi tenangnya col disebabkan adanya hormon serotonin.
artinya, tenang yg dihasilkan dari col lebih sehat daripada merokok.

gratis lagi! tinggal modal gambar saru, bisa pinjem hp temen, hajat selesai.
bandingin dengan rokok, udah lebih mahal, ga ramah lingkungan, bikin lemot lagi.

efek samping
secara efek samping,
jelas merokok lebih berbahaya daripada col.

merokok dapat menyebabkan KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN.
sedangkan col hanya dapat menyebabkan IMPOTENSI.

lihat bedanya?

ya bisa aja col menyebabkan kanker, kalo col nya sama pelacur.
saya ga menyarankan itu. swalayan saja lah, yg di internet jauh lebih cantik kok.

bisa juga menyebabkan serangan jantung, kalo lagi col tiba2 gambarnya jadi hidup beneran.

bisa juga menyebabkan gangguan kehamilan dan janin, kalo lagi lagi hamil tua masih mainan timun.

dosa
secara dosa,
merokok itu merugikan diri sendiri dan orang lain.
bandingkan dengan col, merugikan siapa selain diri sendiri?

daya rusaknya juga lebih hebat merokok daripada col.

manusia memang tempatnya salah dan dosa,
tapi manusia juga punya akal,
mau berdosa pake otak juga kali.

ayo, kenapa harus merokok?
mau cari apanya?
efeknya col juga sama.

bikin tenang, merusak tubuh, dan berdosa.

bahkan col lebih ramah lingkungan dan ga mengesankan maho.

hayo?

merokok itu haram bagi 17 th ke bawah.
kenapa?
karena ulamanya juga pada ngerokok.

ulamanya takut kalau perusahaan rokok gulung tikar.
padahal ga mungkin gulung tikar,
karena yg namanya perokok ga akan dengan mudah meninggalkan rokok
meski harganya menjadi jauh lebih tinggi.

kalaupun gulung tikar,
ga mungkin para pekerja mati tiba2.
orang gila saja yg ga bekerja masih pada bisa hidup di pinggir jalan,
masa mereka yg punya akal ga bisa hidup?
payah, kalah kok sama orang gila.


mau nyumbang pajak ke negara lewat rokok?
halah ga usah nggaya,
bayar saja PBB, pph, ppn, itu dah cukup.
kalau mau melakukan lebih,
angkat anak jalanan satu aja cukup.
pajak yg di dapat dari rokok ga seberapa dibanding biaya untuk mengobati penyakit dari rokok.

menyejarterakan petani tembakau?
petani yang mana yg sejahtera karena industri rokok maju?

sudah lah,
kalau mau merokok, cobalah ganti dengan col.
habis makan, col.
lagi nunggu bis, col.
efeknya sama saja.

kalo susah ya sudah,
kata pak ustad, zikir itu lebih baik.
kalo kata orang pinter, baca buku saja.

ga usah melanjutkan perilaku
yg menegaskan Anda itu maho dan bodoh.

ga usah ikut2an pemerintah,
udah tau mana yg bener, mana yg salah.
tapi ya hanya tahu aja.
ga ada iktikad dan upaya untuk melakukan perbaikan.

kalo masih mau ikut2an pemerintah,
ga usah menghina2 pemerintah.
karena sama saja dengan meludahi muka sendiri.

(buat para perokok yg kuat membaca tulisan ini sampai akhir,
luar biasa, saya salut.
semoga Anda bisa segera terlepas dari ketergantungan merokok.
dan juga segera lepas dari kebiasaan col sambil merokok.
it's too stupid man.)

semoga Allah memberkahi kita semua.
aamiin

Tulisan dari temen yg gila.. untuk kawan yg aneh..
terima kasih.

Minggu, 21 Agustus 2011

Indonesia negeri yang mubazir

Tidak ada yg menyangkal fakta bahwa Indonesia adalah negara yang kaya raya.
tapi jika ada yang mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat mubazir,
mungkin kita akan mulai berpikir, benarkah?

dari pengamatan pribadi saya yang sangat subjektif,
memang sejak saya lahir hingga sekarang,
banyak terjadi hal-hal yang mubazir di negeri ini.

beberapa diantaranya:

1. Pendidikan yang mubazir.

jadwal yang begitu padat,
materi yang begitu banyak,
mata pelajaran yang berbagai macam,

seberapa banyak ilmu yang kita terima itu
telah berhasil kita terapkan,
telah kita aplikasikan dalam kehidupan nyata?

apa gunanya kita belajar banyak tapi hanya sedikit yang mampu kita lakukan?

apa gunanya kita belajar haji,
kalau solatnya saja belum dilaksanakan?

apa gunanya belajar menghentikan munculnya new world order, konspirasi dunia oleh kaum zionis
kalau menjalankan perintah Allah saja masih ogah-ogahan.

untuk apa belajar bagaimana cara mengobati penyakit orang lain,
kalau menjaga kesehatan diri saja belum dilaksanakan.

untuk apa belajar bagaimana cara merger perusahaan,
kalau membuat usaha saja belum dilakukan.

kita itu, termasuk saya,
telah dipaksa untuk mengetahui banyak hal
tapi tidak dipaksa untuk melakukan banyak hal.

inilah yang menyebabkan banyak rakyat Indonesia
yang hanya tahu, tapi tak bisa melakukan apapun.
banyak tahu tapi hanya bisa meminta dan tidak mampu memberi.

kita ini seperti tukang kayu bakar yang sudah mengumpulkan 1 gunung kayu bakar,
tapi kita hanya bisa membawanya dengan dua tangan.

banyak pengetahuan kita yang mubazir,
kita tahu, tapi tak bisa melakukan apapun dengan yg kita ketahui itu.

2. Bantuan yang mubazir


bantuan memang baik, tapi kalau tidak tepat sasaran dan tepat guna,
sama saja menjadi bantuan yang mubazir.

subsidi BBM yang begitu banyak dinikmati oleh orang-orang yang mampu.

darsem yang tiba2 menjadi Qarun nya Indonesia,

pembagian zakat yang menyulitkan orang miskin padahal tak seberapa nilainya.

bantuan modal untuk rencana bisnis mahasiswa yang ujung2nya hanya menjadi uang makan2 dan gadget baru.

sekali lagi,
bukan berarti membantu itu dilarang,
hanya saja, membantu yang berlebihan juga hanya akan menyebabkan kemubaziran.

3. Kebijakan pemerintah yang mubazir.

tiap tahun jalur mudik diperbaiki tapi jalanan di perbatasan dibiarkan saja.

banyak merekrut PNS yang tugasnya hanya bikin kopi dan tukang fotokopi.

banyak wakil rakyat tapi hanya sedikit yang mampu mewakili rakyat.

biaya transportasi tinggi padahal bisa dihemat dengan teknologi,

banyak impor barang padahal bisa digunakan untuk menggenjot produk dalam negeri.

Mobil pejabat yang mahal padahal gunanya buat nganter anak ke sekolah dan mamih ke pasar.


4. Rakyat yang mubazir.

banyak penduduk tapi hanya sedikit yang mampu berkarya.

banyak sarjana tapi hanya sedikit yang mampu berpikir.

banyak yang mampu mengkritik tapi sedikit yang mampu memberi saran.

banyak yang cinta Indonesia tapi tak mau berkorban untuk Indonesia

banyak yang update status mengeluh tapi jarang yang update status bersyukur.

5. Nasionalisme yang mubazir.

tiap 17 agustus banyak ceremonial yang menghabiskan banyak anggaran.
padahal banyak hal yang bisa dilakukan dengan anggaran itu.

untuk mewujudkan jiwa nasionalisme,
bukan dengan itu caranya.

caranya,
Pakai dan konsumsi produk Indonesia
yang mungkin lebih mahal dan lebih jelek.

bodoh memang,

tapi itulah bukti bahwa dia punya nasionalisme tinggi.

jika kita hidup di jaman penjajahan,
kita melihat ada orang yang mengorbankan harta, nyawa, keluarga,
untuk negaranya yang BELUM PASTI mampu merdeka,
untuk negaranya yang BELUM PASTI menang melawan penjajah,
untuk negaranya yang BELUM PASTI semua orang di negeranya itu mengenalnya.

mereka, pahlawan itu orang-orang yang bodoh kan?

bodoh, tapi efisien.

tidak seperti kita,
yang pintar tapi hidupnya mubazir.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Mengapa ada anak BODOH ?

Semua manusia, termasuk kita. Dulu jauh sebelum kelahiran kita, sebenarnya kita sudah pernah memenangkan kompetisi yang luar biasa. kita pernah mengalahkan miliaran sel sperma lainnya, dan kemudian hanya kita yang bisa sampai dan menembus sel telur, hingga kita bisa lahir sebagai manusia. Kita adalah pemenang itu. Jika bukan kita pemenangnya tentu kita tidak berada di tempat kita sekarang. Dan bisa membaca tulisan ini.

Namun seiring bertambahnya usia kita begitu pula dengan anak-anak kita, mulai ada yang memiliki anggapan bahwa dirinya, lemah, bodoh, dan tidak memiliki daya saing. Sebuah kenyataan yang dihadapi sekarang dan tidak bisa dihindari adalah model pendidikan disekolah. Institusi pendidikan yang semestinya memberikan motivasi agar anak menemukan dan mengembangkan potensi dirinya sering kali malah menjadi sebuah tempat “pembodohan” bagi anak-anak kita.

Jika kita perhatikan, seringkali di sekolah lah anak mulai mengenalkan bahkan memberikan label-label seorang anak ini termasuk anak yang bodoh dan pintar. Dan parahnya banyak orang tua yang terpengaruh dan percaya bahwa anak mereka adalah anak yang bodoh. Sangat tidak mungkin Allah memberikan label bodoh kepada seorang Anak. Semua anak dilahirkan jenius, sering kali karena mereka tidak menemukan para pendidik yang baik dan bijaklah sehingga membuat anak-anak menyimpulkan diri mereka “bodoh”.

Anak-anak sering menjadi korban pembodohan. Tanpa disadari orang tua, guru, pihak sekolah, sistem pendidikan, telah menghancurkan masa depan anak. Anak-anak diberikan label-label negatif : anak malas, sulit diatur, anak bodoh, anak lambat, kemampuan pas pasan, dan sebagainya. Banyak anak-anak kita yang belum mengerti dan mengenal semua label yang diberikan pada mereka, karena ketidak pahaman mereka, sehingga mereka cenderung menerima saja label tersebut tanpa mengkritisi. Kemudian masuklah semua label tersebut ke alam bawah sadar mereka (subconscioul mind). Sehingga anak telah memiliki program jangka panjang yang berakibat menghancurkan masa depan mereka dengan semua label yang dengan sangat kejam telah dicap di dahi mereka.

Kita tentu punya pengalaman masing masing saat duduk dibangku sekolah dulu. Akibat dari prilaku dan ucapan guru kita, maka sering kali program negatif itu telah bekerja diotak kita. Dalam pelajaran tertentu misalnya, sebagian anak sampai trauma dengan pelajaran tertentu seperti matematika, fisika dan kimia misalnya. Setiap kali mendengar , melihat dan merasakan suatu pengalaman yang ada kaitannya dengan pelajaran tersebut, seketika itu pula bawah sadarnya berkata “Saya tidak bisa!” atau, “Saya anak bodoh!” atau, “Matematika itu sulit!” atau, “Sekolah itu tidak menyenangkan!” atau, “Fisika itu menakutkan!” dan “PR itu siksaan bagi saya.” Sehingga banyak anak yang tidak bisa menikmati masa masa sekolah mereka. Belajar menjadi sangat tidak menyenangkan, karena penuh dengan paksaan dan ketakutan dalam hidup. Pada sebagian orang kondisi bawah sadar yang negatif ini, terbawa terus hingga masa kuliah bahkan sampai dunia kerja. Akibatnya pribadi dengan mental block dan sistem yang selalu melemahkan dirinya, bisa dipastikan mereka akan kesulitan berprestasi dan mewujudkan cita citanya karena sejak awal didahapkan pada masalah, label negatif selalu muncul dalam diri mereka.

Hari ini PR orang tua semakin banyak, disaat dunia pendidikan sudah tidak lagi murni pendidikan. Sistem pendidikan kita saat ini tidak bisa dilepaskan dari politik dan kepetingan golongan tertentu, sehingga sistem pendidikan yang seharus sangat mendesak untuk dibenahi namun tidak bisa dilakukan. Karena bertentangan dengan konflik kepentingan yang lainnya. Disisi lain akhir akhir ini komersialisasi pendidikan semakin kental, bisnis pendidikan menjadi pasar yang sangat menjanjikan bagi kelompok kelompok kapitalis yang selalu ingin memperkaya diri. Seolah membuat diferensiasi dalam pendidikan, namun faktanya mental anak-anak kita semakin hancur.

Saya sering mengulang ulang dalam kelas pelatihan parenting yang saya pandu, bahwa terapis terbaik bagi anak kita adalah orang tua kandung mereka sendiri. Hendaknya orang tua tidak menyerahkan kewajiban pendidikan mental anak kepada sekolah, guru les pelajaran tambahan , psikolog dan lain sebagainya. Orang tua hari ini harus lebih cerdas, jika ingin anak-anak berkembang dengan penuh motivasi dan percaya diri menjalani masa depan mereka.

Standart dan model pendidikan kita saat ini penuh dengan “kepalsuan”. Seorang anak dituntut untuk memiliki prestasi yang tinggi diukur dengan nilai berupa angka angka sebagai laporan prestasi mereka. Nilai nilai yang ada telah menjadi kesepakatan dalam keyakinan bahwa yang pintar adalah mereka yang nilainya besar, dan anak-anak dengan nilai kecil adalah kelompok anak-anak yang bodoh.

Pihak sekolah sering menyarankan bagi orang tua yang anak-anaknya memiliki nilai yang rendah, sebaiknya mengikutkan anak mereka les tambaha. Lagi lagi anak “jebloskan” dalam lingkaran bisnis pendidikan berikutnya. Apakah anak yang telah diberi label bodoh akan menjadi pintar hanya dengan diikutkan les pelajaran tambahan? Saya tidak yakin.

Kita sebagai orang tua mestinya lebih bijak untuk tidak ikut ikutan memberikan label negatif pada anak kita. Satu hal yang perlu kita fahami adalah setiap anak itu dilahirkan genius, Setiap anak dilahirkan cerdas, dan setiap anak dilahirkan dengan keunikan masing masing. Ibarat produk yang ada ditoko toko, masing masing produk memiliki barcode. Masing masing garis pada barcode tentu tidak sama tingginya. Begitu pula dengan anak-anak kita, tidak ada yang sama persis. Tiap anak membawa keunikan mereka sendiri sendiri. Ada anak yang lebih mahir mate matika namun disisi lain mereka lemah dalam kesenian. Ada anak yang sangat tangguh dalam berolah raga namun lemah dalam pelajarah fisika, begitu seterusnya. Orang tua yang bijak adalah orang tua yang berusaha menemukan potensi buah hati mereka, memperhatikan dengan jeli potensi apa yang dominan pada diri anak mereka. Kemudia potensi yang yang dominan inilah yang sebenarnya perlu terus difokuskan peningkatannya agar anak semakin percaya diri bahwa mereka memiliki kecerdasan dan kelebihan yang unik.

Tak perlu panik jika anak-anak lemah dalam pelajaran tertentu. Toh memaksakan anak menguasai pelajaran tertentu yang mereka tidak memiliki minat sama saja membunuh percaya diri anak. Nilai disekolah bukanlah satu satunya ukuran prestasi anak-anak kita, sehingga mereka dengan mudah diberi label bodoh. Mari kita bantu anak-anak kita menemukan diri mereka sendiri, membongkar mental block dalam diri mereka. Dan memotivasi anak kita untuk selalu bersemangat menjadi pribadi yang mampu mewujudkan impian mereka dimasa depan. Bukan hanya mengejar nilai di sekolah.

Semoga kita senantiasa menjadi orang tua yang sabar, dalam memotivasi anak-anak kita menjadi pribadi yang tangguh, penuh dengan keyakinan pada diri mereka, bahwa semua anak adalah anak yang cerdas. Semua itu bisa kita capai jika mulai hari ini dan seterusnya kita belajar menjadi orang tua yang dengan kerendahan hati, mau menghargai dan fokus kepada kelebihan dan prilaku positif anak-anak kita.

Karena sesungguhnya tidak ada anak yang dilahirkan “bodoh”.

Selasa, 09 Agustus 2011

Bukti Negeri ini masih di jajah !

apa kita sudah merdeka dari penjajahan?
ya, sudah.
kita sudah merdeka secara hukum hampir selama 66 tahun.

tapi apakah kita sudah merdeka sepenuhnya?
semua orang tau, kita belum merdeka.
kita masih banyak hutang ke negera luar,
kita masih dijajah produk impor.
semua tahu itu.
dan aku ga pengen membahas itu.

yg aku pengen bahas disini,
kalau aku tidak salah dalam menganalisis,
bahwa kita ini masih dijajah dalam hal pola pikir.

buktinya:

1. kita sudah diajari politik adu domba sejak kecil bahkan saat kita belum lancar berbicara.
masih ingat waktu kecil jika kita sedang bermain di bawah meja,
lalu kita berdiri hingga kepala kita terbentur meja,
lalu orang tua kita bilang apa?
"ow.. nakal ya mejanya... pukul..pukul..."
ya, sejak kecil kita diajari untuk menyalahkan orang lain
yg nyata-nyata kesalahan kita sendiri.
 lebay? ow ya, mungkin lebay.
tapi kalau melihat fakta bahwa politik adu domba adalah politik jaman penjajah,
yg kemudian pola tersebut dibawa dalam pendidikan anak,
kemudian kita, yg merupakan hasil pendidikan itu,
menjadi hobi lempar-melempar tanggungjawab dan menyalahkan orang lain.
perlu bukti?
nyalakan televisi dan lihat berita, terutama tentang mereka yang ada di senayan.
itu wakil kita, mewakili pribadi kita.

ya, itu lebay koq. anggap saja itu lebay.

2. kita belajar untuk mendapatkan pekerjaan.
ini pola pikir penjajah untuk mencari babu-babu penurut yang ahli.
pola pikir ini membuat kita yang sedang sekolah,
bukan untuk mencari ilmu pengetahuan,
tapi untuk mencari ijazah untuk bekal mencari kerja.

apa bedanya?
jelas, kalau orang sekolah untuk mencari ilmu pengetahuan,
dia mencari ilmu yg bisa menjadi bekal hidupnya kelak.
seorang ahli IT, Mark Zuckenberg belajar di Harvard bukan untuk mencari ijazah harvard.
tapi mencari ilmu yg akhirnya berhasil dia dapatkan dan kembangkan menjadi Facebook.
hal itu sudah biasa dilakukan oleh siswa-siswa jepang, inggris, prancis dan negara-negara cendikia lainnya.


lalu bedanya dengan indonesia?
kita sekolah untuk mencari ijazah.
yg dipikirkan adalah bagaimana mengerjakan soal dengan baik agar bisa lulus,
dapat ijazah sebagai bukti kompetensi yang memadai untuk menjadi babu.
penjajah tak ingin kita pintar, produktif dan menghasilkan.
mereka hanya ingin kita kompeten untuk menjadi babu mereka.

kita tak mau meninggalkan sekolah,
bukan takut tak dapat ilmu,
tapi takut tak dapat ijazah.

justru ketika lulus kemudian lupa semua ilmunya,
tidak menjadi masalah berarti bagi kita.
padahal, berarti kita sekolah hanya untuk mendapatkan lupa.

hmm... selama ini pola pikir kita benar-benar cerdas bukan?

3. suka yang menyenangkan dan tak suka yang tidak menyenangkan.
pola pikir kita dibuat utk tetap seperti anak kecil.
anak kecil yg taunya senang dan tidak senang.
bukan baik dan tidak baik.
anak kecil tak peduli bahwa itu obat menyembuhkan.
yang jelas itu obat pahit dan tidak menyenangkan.
sama seperti kita yang masih terlena dengan pola pikir
senang dan tidak senang. bukan baik dan tidak baik.

polisi tugasnya menegakkan hukum, bukan menghibur rakyat.
ketika dia bertugas dengan baik, justru kita menghujat.
alasannya, ya polisi itu tak menyenangkan.
dia menilang hingga aku kehilangan uangku.
kita tidak bisa menerima bahwa mereka itu sedang menjalankan tugas pokoknya.
dan itu lebih baik
dibanding mereka berjoget ria, yang bukan tugas pokoknya,
mereka yang memaafkan semua pelanggar lalu lintas demi mendapatkan hati masyarakat,
bisa dibayangkan seperti apa jadinya ketertiban negeri ini?

lebay?
anak kecil juga kalau dikasih tau ini obat menyembuhkan juga dipikirannya,
"ah mama lebay. ga enak gitu koq menyembuhkan."
wkwkwkw.....

kenaikan harga bbm yg terus ditunda itu bukti bahwa kita masih membela kesenangan, bukan kebaikan.
jelas-jelas, subsidi berkepanjangan tidak akan membuat negeri ini makin sehat.
malah makin menambah hutang.

kita tak suka jika negeri menambah hutang,
tapi kita masih saja menambah beban hutang negara.

tidak ada yang salah dengan apa yg terjadi di negeri ini,
ini hanya efek penjajahan pola pikir,
yg dibentuk selama 350 tahun dan masih diwariskan hingga kini.

kita menjadi salah
jika sudah tahu bahwa kita masih terjajah,
tapi tak ada usaha sedikitpun untuk merdeka.
merdeka secara pola pikir.

setidaknya ada niatan untuk merdeka.
niatan menjadi pelajar yg bisa menghasilkan sesuatu dengan ilmunya,
niatan menjadi pejabat yang berani mengatakan aku yang salah,
niatan menjadi rakyat yang menghormati aturan, mengkritisi dan menyarankan solusi yg lebih baik.
bukan menjadi rakyat yg hanya tau senang dan tidak senang,
bukan menjadi rakyat yg langsung menolak jika ada kebijakan apapun dari pemerintah.
bukan menjadi rakyat yg berkeringat hanya ketika makan tapi ngantuk ketika bekerja.

kita belum sepenuhnya merdeka,
tapi kita bisa merdeka sepenuhnya.

karena tak ada alasan lagi bagi kita,
utk tetap menjadi bangsa pesakitan yg dijajah bahkan hingga kedalam pola pikir.
sungguh ini terlalu hina kawan.

bahkan lebih hina dari orang gila
yang mampu hidup independen tanpa pengaruh siapapun.


_semoga bermanfaat.

Minggu, 07 Agustus 2011

Sudah seimbangkah kehidupan mu ?


inilah pemahaman nilai sukses yang sesungguhnya.
inilah pemahaman yang bisa menghilangkan korupsi di negeri ini.
inilah pemahaman yang bisa mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Senin, 01 Agustus 2011

Ramadhan (bukan) bulan Pelatihan

mungkin sebuah pemikiran yang aneh
ketika banyak orang mengatakan bahwa
Ramadhan adalah bulan pelatihan,
saya justru menganggap bulan Ramadhan
adalah bulan keringanan.

maaf jika anggapan saya terbalik dengan orang kebanyakan,
tapi saya tidak sedang memaksakan diri
untuk selalu berbeda agar disebut orang unik atau kreatif.
apa yang saya rasakan mengenai bulan Ramadhan
adalah betul-betul jujur bahwa bulan Ramadhan
adalah bulan keringanan.

alasannya,
1. Allah telah menetapkan bulan Ramadhan
sebagai bulan cutinya setan.

Nabi Muhammad saw bersabda:
“Jika malam pertama Romadhon datang, maka setan-setan, dan jin-jin durhaka dibelenggu; pintu-pintu neraka ditutup..."
[HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (682), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (1642). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (1960) ]
see,
betapa mudahnya kita menjalankan ibadah saat bulan suci.
(bukan maksud saya menyepelekan ibadah,
hanya memastikan bahwa Allah tak akan menyulitkan hamba-Nya,
termasuk dalam hal ibadah.)

saat bulan Ramadhan, kita tak perlu lagi repot melawan setan.
kita hanya perlu memerangi hawa nafsu.

walaupun begitu, memang hawa nafsu lebih kuat daripada setan.
hal inilah yang menyebabkan kita bisa menyaksikan
ketika bulan Ramadhan masih saja ada orang yang asik berbuat maksiat.

mungkin karena itu Nabi Muhammad saw pernah bersabda yang kurang lebih:

"Kita baru kembali dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang lebih besar." Sahabat terkejut dan bertanya, “Peperangan apakah itu wahai Rasulullah ? ” Baginda berkata, “Peperangan melawan hawa nafsu.” (Riwayat Al Baihaqi).

mengapa melawan hawa nafsu? bukan peperangan melawan setan?
padahal dalam Al-Quran, Setan tetap di sebut setan misalnya
dalam Q.S. Fatir: 6

"Sesungguhnya syetan itu musuh kalian, maka jadikanlah Dia musuh, sesungguhnya syetan itu menggoda agar kalian menjadi penguhi neraka sya’ir."

Mungkin setan memang musuh yang nyata,
tapi peperangan terbesar kita bukan melawan musuh,
tapi melawan nafsu yang ada di diri kita masing-masing.

(setidaknya itulah yg dirasakan penulis pribadi ^^)

2. Dukungan untuk beribadah sangat kuat.
ketika Ramadhan,
orang jahat menjadi baik.
orang baik semakin baik.
orang pelit jadi dermawan,
yang dermawan semakin rupawan (eh ga nyambung ya?)

acara televisi yang tadinya sinetron tampar menampar,
jadi sinetron salam-salaman.
tadinya acaranya aneh-aneh,
jadi penuh ceramah.

pakaian wanita-wanita mendadak tertutup,
tempat hiburan malam tutup,
rumah makan tutup di siang hari,
hidangan berbuka tersedia di setiap masjid.
jam kerja kantor dikurangi.
bos jadi jarang marah-marah.

bedakan ketika berpuasa sunah di bulan lainnya,

orang sekitarnya bebas makan dan minum.
acara televisi aneh-aneh,
rumah makan wangi semerbak,
jadwal kerja tak ada kompensasi
hidangan berbuka beli sendiri (ga ada ta'jilan)

jelas bahwa berpuasa sunah di bulan lain,
jauh lebih berat daripada berpuasa di bulan Ramadhan.

3. bonus pahala berlimpah.
Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi bersabda:
"Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat."
pahala di Bulan Ramadhan berlipat ganda.
satu kebaikan dibalas 10-700x.
solat yang sunah berpahala solat wajib,
yang wajib berlipat 70x.
subhanallah,
siapa yang tidak mau beribadah di bulan Ramadhan?

bandingkan dengan amalan sunah di bulan lain?
tetap akan dianggap seperti sunah.

waulohu'alam, hanya Allah yg tahu pahala tiap ibadah.
tapi jika kita berpikir secara "bodoh-bodohan"
lebih untung mana, ibadah di bulan Ramadhan atau
bulan yg lain?

dari 3 poin di atas, jelaslah bahwa Ramadhan bukan bulan pelatihan.

karena latihan yang baik,
seharusnya lebih berat daripada event yg dilatihkan.

seperti prinsip tentara,
lebih baik bermandikan keringat di medan latihan,
daripada bermandikan darah di medan pertempuran.

mungkin inilah yang dilakukan Nabi Muhammad saw.
beliau rajin melaksanakan puasa senin-kamis sepanjang tahun,
kemudian pada bulan Rajab beliau meningkatkan intensitas puasanya,
dan pada bulan Sya'ban beliau berpuasa hampir sebulan penuh.

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Saya tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa daripada di bulan Sya'ban." (HR. Bukhari No. 1833, Muslim No. 1956)

Rasulullah berlatih keras sebelum perlombaan dimulai,
dan ketika perlombaan tiba,
Allah meringankan perlombaan itu dengan berbagai keringanan
seperti poin2 yang saya bahas sebelumnya.
betapa senangnya hati Rasulullah. sampai-sampai beliau bersabda:
yang artinya, “Apabila umatku tahu akan keistimewaan Ramadhan niscaya mereka mengharap sepanjang tahun menjadi bulan Ramadan semuanya”.

hingga pada saat hari kemenangan, Hari Raya Idul Fitri,
beliau mampu meraih kemenangan yang telak,
kemenangan yang penuh piala ampunan dan pahala.
menjadi pribadi pemenang yang hakiki.

tentu kita bisa mencontoh Nabi Muhammad saw.
karena tugas beliau memang menjadi suri teladan yang baik untuk kita.

so, mari kita tingkatkan latihan lebih keras di 11 bulan lain,
kemudian berlomba meraih berbagai bonus
pahala dan ampunan dalam bulan Ramadhan,
dan pada akhirnya kita mampu meraih kemenangan yang memuaskan
pada hari raya Idul Fitri.

semoga kita tidak termasuk kaum yang sedih
ketika akan datang bulan Ramadhan.
karena mereka lalai berlatih di bulan sebelumnya,
sehingga tak siap menghadapi event di bulan Ramadhan
mereka merasa berat menjalani ibadah puasa,
padahal pada Bulan Ramadhan, segalanya telah diringankan untuk kita.

sebuah keringanan yang diberikan Allah swt,
Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Waulohu'alambishawab,

Selamat datang bulan Ramadhan,
bulan yang penuh berkah, semoga bermanfaat :)

==============================================================

makasih dah mau baca tulisan aneh-anehku. dan ini hanya pendapat saja. sutuju atau tidak, itu terserah anda. kalau bermanfaat, silahkan disebarluaskan. jika tidak bermutu, lupakan saja. :)

==============================================================