Selasa, 09 Agustus 2011

Bukti Negeri ini masih di jajah !

apa kita sudah merdeka dari penjajahan?
ya, sudah.
kita sudah merdeka secara hukum hampir selama 66 tahun.

tapi apakah kita sudah merdeka sepenuhnya?
semua orang tau, kita belum merdeka.
kita masih banyak hutang ke negera luar,
kita masih dijajah produk impor.
semua tahu itu.
dan aku ga pengen membahas itu.

yg aku pengen bahas disini,
kalau aku tidak salah dalam menganalisis,
bahwa kita ini masih dijajah dalam hal pola pikir.

buktinya:

1. kita sudah diajari politik adu domba sejak kecil bahkan saat kita belum lancar berbicara.
masih ingat waktu kecil jika kita sedang bermain di bawah meja,
lalu kita berdiri hingga kepala kita terbentur meja,
lalu orang tua kita bilang apa?
"ow.. nakal ya mejanya... pukul..pukul..."
ya, sejak kecil kita diajari untuk menyalahkan orang lain
yg nyata-nyata kesalahan kita sendiri.

 lebay? ow ya, mungkin lebay.
tapi kalau melihat fakta bahwa politik adu domba adalah politik jaman penjajah,
yg kemudian pola tersebut dibawa dalam pendidikan anak,
kemudian kita, yg merupakan hasil pendidikan itu,
menjadi hobi lempar-melempar tanggungjawab dan menyalahkan orang lain.
perlu bukti?
nyalakan televisi dan lihat berita, terutama tentang mereka yang ada di senayan.
itu wakil kita, mewakili pribadi kita.

ya, itu lebay koq. anggap saja itu lebay.

2. kita belajar untuk mendapatkan pekerjaan.
ini pola pikir penjajah untuk mencari babu-babu penurut yang ahli.
pola pikir ini membuat kita yang sedang sekolah,
bukan untuk mencari ilmu pengetahuan,
tapi untuk mencari ijazah untuk bekal mencari kerja.

apa bedanya?
jelas, kalau orang sekolah untuk mencari ilmu pengetahuan,
dia mencari ilmu yg bisa menjadi bekal hidupnya kelak.
seorang ahli IT, Mark Zuckenberg belajar di Harvard bukan untuk mencari ijazah harvard.
tapi mencari ilmu yg akhirnya berhasil dia dapatkan dan kembangkan menjadi Facebook.
hal itu sudah biasa dilakukan oleh siswa-siswa jepang, inggris, prancis dan negara-negara cendikia lainnya.


lalu bedanya dengan indonesia?
kita sekolah untuk mencari ijazah.
yg dipikirkan adalah bagaimana mengerjakan soal dengan baik agar bisa lulus,
dapat ijazah sebagai bukti kompetensi yang memadai untuk menjadi babu.
penjajah tak ingin kita pintar, produktif dan menghasilkan.
mereka hanya ingin kita kompeten untuk menjadi babu mereka.

kita tak mau meninggalkan sekolah,
bukan takut tak dapat ilmu,
tapi takut tak dapat ijazah.

justru ketika lulus kemudian lupa semua ilmunya,
tidak menjadi masalah berarti bagi kita.
padahal, berarti kita sekolah hanya untuk mendapatkan lupa.

hmm... selama ini pola pikir kita benar-benar cerdas bukan?

3. suka yang menyenangkan dan tak suka yang tidak menyenangkan.
pola pikir kita dibuat utk tetap seperti anak kecil.
anak kecil yg taunya senang dan tidak senang.
bukan baik dan tidak baik.
anak kecil tak peduli bahwa itu obat menyembuhkan.
yang jelas itu obat pahit dan tidak menyenangkan.
sama seperti kita yang masih terlena dengan pola pikir
senang dan tidak senang. bukan baik dan tidak baik.

polisi tugasnya menegakkan hukum, bukan menghibur rakyat.
ketika dia bertugas dengan baik, justru kita menghujat.
alasannya, ya polisi itu tak menyenangkan.
dia menilang hingga aku kehilangan uangku.
kita tidak bisa menerima bahwa mereka itu sedang menjalankan tugas pokoknya.
dan itu lebih baik
dibanding mereka berjoget ria, yang bukan tugas pokoknya,
mereka yang memaafkan semua pelanggar lalu lintas demi mendapatkan hati masyarakat,
bisa dibayangkan seperti apa jadinya ketertiban negeri ini?

lebay?
anak kecil juga kalau dikasih tau ini obat menyembuhkan juga dipikirannya,
"ah mama lebay. ga enak gitu koq menyembuhkan."
wkwkwkw.....

kenaikan harga bbm yg terus ditunda itu bukti bahwa kita masih membela kesenangan, bukan kebaikan.
jelas-jelas, subsidi berkepanjangan tidak akan membuat negeri ini makin sehat.
malah makin menambah hutang.

kita tak suka jika negeri menambah hutang,
tapi kita masih saja menambah beban hutang negara.

tidak ada yang salah dengan apa yg terjadi di negeri ini,
ini hanya efek penjajahan pola pikir,
yg dibentuk selama 350 tahun dan masih diwariskan hingga kini.

kita menjadi salah
jika sudah tahu bahwa kita masih terjajah,
tapi tak ada usaha sedikitpun untuk merdeka.
merdeka secara pola pikir.

setidaknya ada niatan untuk merdeka.
niatan menjadi pelajar yg bisa menghasilkan sesuatu dengan ilmunya,
niatan menjadi pejabat yang berani mengatakan aku yang salah,
niatan menjadi rakyat yang menghormati aturan, mengkritisi dan menyarankan solusi yg lebih baik.
bukan menjadi rakyat yg hanya tau senang dan tidak senang,
bukan menjadi rakyat yg langsung menolak jika ada kebijakan apapun dari pemerintah.
bukan menjadi rakyat yg berkeringat hanya ketika makan tapi ngantuk ketika bekerja.

kita belum sepenuhnya merdeka,
tapi kita bisa merdeka sepenuhnya.

karena tak ada alasan lagi bagi kita,
utk tetap menjadi bangsa pesakitan yg dijajah bahkan hingga kedalam pola pikir.
sungguh ini terlalu hina kawan.

bahkan lebih hina dari orang gila
yang mampu hidup independen tanpa pengaruh siapapun.


_semoga bermanfaat.

1 komentar:

topik yg menarik pay, selamat malam, sekali merdeka tetap merderka ??

Posting Komentar

==============================================================

makasih dah mau baca tulisan aneh-anehku. dan ini hanya pendapat saja. sutuju atau tidak, itu terserah anda. kalau bermanfaat, silahkan disebarluaskan. jika tidak bermutu, lupakan saja. :)

==============================================================